Postingan

Zaky Yamani telah Kembali dengan Karya Ciamik

Gambar
Zaky Yamani bukan nama yang asing bagi saya. Perjumpaan pertama dengannya ketika secara tidak sengaja membaca Bandar, novelnya yang membuat saya serasa menemukan harta karun. Di tahun 2017 itu, meskipun sudah sejak beberapa tahun sebelumnya ZY berkarya, namun barulah saya membaca karyanya di awal tahun tersebut. Itu pun sebenarnya tidak sengaja, tiba-tiba saja novelnya muncul di saran buku pada aplikasi baca iJakarta. Sekadar coba-coba siapa tahu menarik, eh ternyata benar. Berikutnya adalah novel terbaru ZY, Pusaran Amuk. Dengan modal ulang tahun di bulan Mei, seseorang akhirnya (terpaksa) mengajak saya ke gramedia Panakkukang untuk segera memiliki buku tersebut. Nama Zaky Yamani dengan novel Bandar sempat beberapa kali saya sebut ketika berkuliah di Jogja dan ada yang bertanya-tanya siapa penulis yang menurut saya layak untuk dibaca karyanya. Lalu kemudian saya kecewa ketika di awal tahun 2018 membaca buku selanjutnya yang dikeluarkan ZY. Judul bukunya Bertarung Melawan Nasib Berdama

Novel Detektif yang Bikin Bungah (Ulasan Buku Pembunuhan di Nihonbashi)

Gambar
Keigo Higashino, seorang novelis Jepang yang masyhur dengan karya-karya bertema detektif. Sejauh ini ada dua karyanya yang sudah saya baca, Catatan Pembunuhan sang Novelis dan Pembunuhan di Nihonbashi, juga menonton satu film India yang diangkat dari novelnya yang berjudul Kesetiaan Mr. X. Sebagaimana tipikal karya tema detektif, baik film maupun tulisan, plotnya berputar pada pencarian tersangka. Bila itu sebuah aksi pembunuhan, maka poin kedua yang selalu menarik untuk disimak dalam ceritanya adalah motif sang pelaku. Namun cerita dengan tema detektif akan terasa membosankan apabila pembaca hanya disuguhkan sebuah alur lurus tentang pencarian tersangka, tanpa adanya elemen-elemen lain yang membantu jalannya sebuah penceritaan agar lebih menarik. Nah di sini sisi menarik dari novel Pembunuhan di Nihonbashi milik Keigo. Buku ini bercerita tentang seorang perempuan yang hidup sendiri setelah bercerai dengan suaminya, ditemukan meninggal dunia di kamar apartemennya. Lebih tepatnya, ia di

Khrisna Pabichara Sudah Berusaha (Ulasan atas Gadis Pakarena)

Gambar
Khrisna Pabichara sudah berusaha. Terbilang ada 14 cerpen dalam buku Gadis Pakarena ini yang setiap judulnya memang dengan sengaja mengangkat tradisi-tradisi Bugis-Makassar. Saya tidak bercanda ketika bilang Krishna sudah berusaha, sebab memang demikian adanya. Dengan jujur saya mesti mengatakan bahwa keseluruhan cerita dalam kumcer ini terasa biasa saja, terkesan memaksa kadang-kadang, juga gaya penceritaannya yang sangat membosankan. Tapi buku ini terbit 2012 lalu. Pada bagian belakang sampul juga terdapat keterangan bahwa Gadis Pakarena ini adalah karya fiksi pertama Khrisna. Maka, sebagai pembaca, saya bisa menerima jika cerita-cerita yang disajikan masih belum dapat disebut bagus ataupun menarik. Bahkan baru di cerpen pertama saja saya sudah merasa bosan. Kendati begitu, tetap kuhabiskan pula membacanya meski sempat pada beberapa bagian saya lewat-lewatkan saja. Sedari judul, buku ini sebenarnya dapat dikatakan menarik. Penggunaan kata 'pakarena' di sana sudah sangat menun

Semacam Renungan Sebelum atau Setelah Menjadi Penghafal

Gambar
  Sudah menjelang akhir ramadhan ketika saya dapati buku ini di iPusnas. Seperti kenal dengan sampulnya, benar saja buku ini pernah lewat di linimasa, karya seorang teman (kakak tingkat) semasa kuliah dulu. Meski judulnya seperti begitu spesifik, yaitu semacam ditujukan untuk para penghafal Qur'an, namun saya tetap mencobanya. Toh mumpung bulan ramadhan, mungkin tidak ada sia-sianya membaca buku bertema keagamaan. Buku ini tipis saja, bisa dibaca sekali duduk dengan teknik skipping. Terutama untuk pembaca yang pernah belajar di bangku pesantren atau mengambil jurusan keagamaan ketika berkuliah. Pembahasan-pembahasan di dalamnya beberapa sudah pernah didengarkan sebelumnya, oleh karena itu buku ini sebenarnya tidak begitu baru dari segi konten. Hanya saja saya senang sekali ketika penulis memaparkan bagaimana seorang muslim dapat berinteraksi dengan Qur'an. Di sana dituliskan cara pertama dengan membacanya, cara kedua memahami maknanya, cara ketiga menghafalkannya. Urutan yang

Begitu Cepat, Begitu Tiba-Tiba

Gambar
Nyaris 12 tahun berlalu. Kejadiannya di pertengahan tahun 2012, jelang hari wisuda penamatan santri. Saya dan beberapa orang teman sedang berada di asrama ketika sebuah berita mengejutkan datang begitu tiba-tiba. Pak Juma--begitulah kami menyebut namanya--telah meninggal dunia. Innaalillaahi wa innaa ilaihi rajiuun.  Mendadak lemas. Tak ada daya. Saya bahkan meneteskan air mata. Perasaan tidak hanya sepi, tapi benar-benar kosong melompong. Terhitung 6 tahun lamanya, nyaris setiap hari, saya menyetorkan hafalan di hadapannya.  Iya, sudah hampir 12 tahun berlalu sejak kepergiannya, namun siapa menyangka, bahwa berulangkali malam-malam menjelang tidurku air mata tiba-tiba menetes bila mengingatnya. Entah harus dijelaskan seperti apa, namun saya pribadi merasa hubungan dengan Pak Juma layaknya bapak dan anak. Seorang bapak yang tidak hanya menasihati atau menjadi teladan, lebih dari itu ia benar-benar hadir di sana memberikan kehangatan. Ada perasaan sakit di hati setiap kali teringat soso

Kecolongan

Gambar
Aku rasa tidak ada seorang pun yang ingin hanya berjumpa sekali saja dengan orang lain, menjadi akrab, sesekali bertukar kabar melalui media sosial, lalu tak lagi saling menyimpan nomor ponsel, hanya saling memantau melalui linimasa, salah satunya rehat sejenak dari dunia medsos dan akhirnya terlambat tahu bahwa kenalannya itu sudah berpulang ke pelukan Sang Pengasih. Kami berkenalan dan berjumpa pertama kali sekaligus terakhir kalinya ya di Jogja. Seingatku awal tahun 2019 saat teman KKN-ku mengabari bahwa ia sedang di Jogja dan meminta waktuku bertemu apabila sempat. Kebetulan saat itu ada teman dari Makassar yang juga berkunjung ke Jogja, maka sekalian saja kuajak jalan-jalan ke alun-alun. Awalnya kami hanya bertiga, ada aku, Nirah, dan teman KKN-ku itu. Kami sempat naik odong-odong, berfoto ria, ngobrol sebentar hingga kemudian teleponnya berdering. Suara seorang perempuan di seberang sana yang ternyata pacarnya hendak menyusul kami. Sebut saja namanya AR. Dia perempuan yang ceria,

Rasa Sakit Maha Dahsyat

Gambar
    Jelang saya menikah mama sempat menceritakan pengalamannya saat melahirkan. Katanya seperti seluruh tulang di badannya hancur, sebegitu sakit dan traumatisnya. Tapi kenapa sampai punya empat anak, Ma? Oh itu karena ketidaksengajaan. Saat saya akhirnya hamil dan beberapa bulan lagi hendak melahirkan, seorang teman memberitahu bahwa rasa sakit saat melahirkan seperti kamu mengalami nyeri haid tapi dikalikan sepuluh. Oh, oke. Dia menyebutkan angka, ini berarti rasa sakitnya masih bisa diukur dan tentu saja dijangkau. Lalu kemudian saat jadwal melahirkan mulai mendekati tanggal yang ditentukan, saya mendapati sebuah potongan video yang menampilkan laura basuki sedang berbincang dengan ernest prakasa, di sana laura menceritakan bahwa ia sama sekali tidak merasakan sakit saat hendak melahirkan, ia hanya merasa bahwa perutnya semakin mengeras dan akhirnya disuruh mengejan oleh dokter. Lima belas menit kemudian ia pun melahirkan dengan mudahnya.   HPL saya menurut hasil perhitung